Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Backtest RSI 6 & EMA 500: Strategi Sniper Entry dengan Potensi Profit Tinggi

Sekolahtrading.id - alam dunia trading, banyak indikator teknikal yang diklaim bisa meningkatkan peluang profit. Tapi, seberapa efektif sebenarnya indikator-indikator itu saat diuji dalam kondisi pasar nyata? Untuk menjawabnya, dilakukanlah backtesting terhadap dua indikator populer: RSI (Relative Strength Index) dengan periode 6 dan EMA (Exponential Moving Average) 500.

 

Eksperimen ini dilakukan dalam seri backtesting 50 kali trading menggunakan platform TradingView dan dicatat secara sistematis lewat spreadsheet khusus yang bisa diunduh oleh para trader. Fokus pengujian kali ini hanya pada satu pair, yakni gold (XAU/USD), dengan target untuk mengetahui konsistensi performa strategi saat digunakan dalam kondisi pasar berbeda-beda.

 

 

Mengapa RSI 6 dan EMA 500?

Biasanya, RSI yang digunakan adalah RSI 14. Namun dalam eksperimen ini, RSI 6 dipilih untuk menangkap sinyal yang lebih cepat. Indikator ini kemudian dikombinasikan dengan EMA 500 alih-alih EMA 200. Alasannya sederhana: EMA 200 sering terlalu datar saat pasar sideways, sedangkan EMA 500 memberikan gambaran tren yang lebih kuat dan tegas—apakah sedang naik atau turun.

 

Strateginya sendiri cukup sederhana:

  • Hanya entry buy saat harga berada di atas EMA 500.
  • Hanya entry sell saat harga berada di bawah EMA 500.
  • Sinyal entry diambil saat RSI menyentuh zona ekstrem (di bawah 20 untuk buy, di atas 80 untuk sell), lalu berbalik arah.

Stop loss dipasang di high/low sebelumnya, dengan rasio risk to reward awalnya 1:2, lalu dibandingkan hasilnya jika menggunakan 1:3.

 

 

Hasil Backtesting: Menarik Tapi Perlu Penyesuaian

Setelah melakukan 50 kali trading, hasil yang muncul cukup mengejutkan. Dengan rasio risk-to-reward 1:2, strategi ini hanya mencatat win rate sebesar 46% (23 kali menang dan 27 kali kalah). Namun yang menarik, ketika rasio ditingkatkan menjadi 1:3, hasilnya jauh lebih memuaskan—total profit meningkat hingga 42% dari modal awal, hanya dari satu pair dalam waktu sekitar 5 bulan.

Ini berarti, strategi RSI 6 dan EMA 500 lebih cocok digunakan dengan risk-to-reward 1:3, karena banyak sinyal yang memberikan entry "sniper" — yaitu posisi dengan stop loss sangat kecil tapi potensi profit sangat besar.

 

 

Apa yang Bisa Dipelajari?

Beberapa hal penting yang bisa disimpulkan dari eksperimen ini:

  • Strategi ini bekerja paling baik saat tren pasar jelas. EMA 500 membantu menghindari sinyal palsu saat pasar sideways.
  • Sniper entry dengan RSI 6 memungkinkan potensi risk/reward tinggi, tapi harus disiplin menunggu sinyal yang benar-benar valid.
  • Konsistensi dan pencatatan trading sangat penting. Semua transaksi dicatat di spreadsheet yang bisa berfungsi sebagai trading journal, dan membantu analisis jangka panjang.

 

 

Kesimpulan

Strategi kombinasi RSI 6 + EMA 500 terbukti cukup efektif, terutama jika digunakan dengan risk/reward 1:3. Meski win rate tidak terlalu tinggi, potensi profitnya tetap menarik karena kualitas entry yang tepat. Strategi ini bisa menjadi pilihan bagi trader intraday yang ingin tetap disiplin dengan manajemen risiko, dan bisa dipadukan dengan analisis tambahan seperti price action atau support-resistance untuk hasil yang lebih optimal.

 

Jika kamu tertarik mencoba, mulailah di akun demo terlebih dahulu dan jangan lupa untuk mencatat setiap transaksi secara detail. Kamu juga bisa tonton penjelasan lengkapnya di video TEST SYSTEM TRADING RSI (6) dan EMA (500) dan jangan lupa subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!