Banyak trader berpikir bahwa harga yang muncul di platform trading selalu berasal dari pasar nyata. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Sebagian besar broker menggunakan model Over-The-Counter (OTC) atau yang biasa disebut B-Book, di mana order yang Anda lakukan tidak benar-benar diteruskan ke pasar (Liquidity Provider).
Sebaliknya, broker justru menahan order tersebut dalam sistem internal mereka sendiri dan bertindak sebagai lawan transaksi (counterparty). Ini berarti jika Anda untung, broker rugi, dan sebaliknya—jika Anda rugi, broker untung.
Bagaimana Broker Bisa Mengatur Harga?
Dalam model OTC, broker memiliki kendali penuh atas harga yang ditampilkan di platform mereka. Ini memungkinkan mereka untuk melakukan berbagai manipulasi yang secara tidak langsung merugikan trader. Berikut beberapa cara mereka melakukannya:
1. Mengatur Harga Bid dan Ask
Broker memiliki sistem yang memungkinkan mereka sedikit mengubah harga yang muncul di platform. Hal ini bisa menyebabkan trader mendapatkan harga yang kurang menguntungkan dibandingkan harga pasar sebenarnya.
Misalnya, jika harga emas di pasar sebenarnya adalah $2.000 per troy ounce, broker bisa menampilkan harga $2.002 untuk harga ask dan $1.998 untuk harga bid. Perubahan kecil ini bisa berdampak besar, terutama bagi trader jangka pendek seperti scalper.
2. Memperlebar Spread Secara Dinamis
Spread adalah selisih antara harga bid dan ask. Dalam kondisi pasar normal, spread mungkin hanya 1-2 pips, tetapi broker bisa memperlebar spread hingga puluhan pips saat volatilitas meningkat atau ketika banyak trader membuka posisi.
Contoh:
- Harga EUR/USD di pasar nyata: 1.1000 (Bid) / 1.1002 (Ask)
- Harga EUR/USD di broker OTC: 1.0995 (Bid) / 1.1007 (Ask)
Dengan spread yang lebih besar, trader membutuhkan pergerakan harga lebih jauh untuk mencapai titik impas (breakeven). Hal ini tentu saja menguntungkan broker karena semakin sulit bagi trader untuk menghasilkan profit.
3. Menunda Eksekusi Order (Slippage Buatan)
Salah satu trik yang sering digunakan broker OTC adalah menunda eksekusi order, terutama ketika trader membuka posisi di momen volatil.
Misalnya, Anda mencoba masuk di harga 1.2000, tetapi karena penundaan eksekusi, Anda justru dieksekusi di harga 1.2005. Ini disebut slippage, yang dalam banyak kasus bukan karena pasar bergerak cepat, melainkan karena broker menahan order untuk mendapatkan keuntungan lebih.
4. Stop Hunting: Mengincar Stop Loss Trader
Pernah mengalami harga menyentuh stop loss Anda lalu berbalik arah? Bisa jadi ini adalah hasil dari stop hunting yang dilakukan broker.
Karena broker OTC memiliki data tentang di mana trader menempatkan stop loss, mereka bisa sedikit mengubah harga agar menyentuh level stop loss tersebut sebelum harga kembali ke arah yang diinginkan trader.
Contoh:
- Anda membuka posisi buy EUR/USD di 1.1000 dengan stop loss di 1.0980.
- Broker menampilkan harga turun ke 1.0979 (meskipun di pasar nyata hanya menyentuh 1.0982).
- Order Anda terkena stop loss dan ditutup otomatis.
- Setelah itu, harga kembali naik ke 1.1020, sejalan dengan analisis awal Anda.
Dalam kasus ini, broker "membuang" trader dari posisi yang sebenarnya masih valid, hanya demi keuntungan mereka sendiri.
Baca juga Penipuan Broker Forex agar kamu bisa mengantisipasi untuk tidak memakai broker yang salah.
Apakah Semua Broker Melakukan Ini?
Tidak semua broker menggunakan model OTC yang tidak fair. Beberapa broker memang transparan dan menawarkan eksekusi yang jujur. Namun, tetap penting bagi trader untuk memahami cara kerja model ini agar tidak terjebak dalam sistem yang dirancang untuk membuat mereka kalah.
Tips Memilih Broker yang Lebih Adil:
✅ Gunakan Broker dengan Model ECN/STP – Broker yang menggunakan model ECN (Electronic Communication Network) atau STP (Straight Through Processing) cenderung lebih transparan karena mereka meneruskan order langsung ke pasar tanpa campur tangan broker.
✅ Periksa Regulasi Broker – Pastikan broker Anda teregulasi oleh badan pengawas yang kredibel seperti ASIC, FCA, atau NFA, bukan hanya regulator offshore dengan regulasi lemah.
✅ Bandingkan Harga dengan Beberapa Sumber – Jangan hanya mengandalkan harga dari satu platform. Coba bandingkan harga di beberapa broker atau gunakan data dari penyedia likuiditas independen.
✅ Gunakan Akun Demo atau Modal Kecil Dulu – Sebelum menggunakan modal besar, uji eksekusi broker dengan akun demo atau akun live dengan modal kecil untuk melihat apakah ada kejanggalan.
Kamu juga bisa melihat Bagaimana Memilih Broker Forex yang lebih detail agar kamu tidak salah pilih broker untuk tradingmu.
Jika Anda ingin melihat bagaimana trading dilakukan secara real-time dan belajar langsung dari pengalaman trader lain, tonton Live Trading di channel Rizki Aditama setiap Senin-Jumat jam 14.00 dan 19.00! Jangan lupa subscribe agar tidak ketinggalan analisis market, diskusi langsung, dan strategi trading yang bisa membantu Anda lebih sukses di dunia trading forex!