Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Jangan Asal Pakai Indikator untuk Trading! Ini Rahasianya

Sekolahtrading.id - Bayangkan kamu baru saja membuka chart untuk mulai trading. Candlestick naik-turun, garis-garis indikator melintas di layar, dan kepala kamu mulai dipenuhi tanda tanya: "Indikator mana yang harus saya gunakan? Moving Average? RSI? Atau yang lain?" Jika ini terdengar familiar, kamu tidak sendirian.

 

Masalah memilih indikator memang sering jadi kebingungan awal bagi para trader pemula. Dan ironisnya, semakin banyak indikator yang tersedia, semakin sulit pula membuat keputusan yang tepat. Tapi tenang, di artikel ini kita akan bongkar cara memilih dan menggabungkan indikator trading yang benar-benar relevan dan efektif, tanpa harus tersesat dalam tumpukan tools teknikal.

 

 

 

Jangan Salah Paham, Fungsi Indikator Itu Berbeda-Beda

 

Satu hal penting yang harus disadari sejak awal adalah: tidak semua indikator dibuat untuk hal yang sama.

 

Secara umum, indikator dibagi menjadi dua kelompok utama:

  1. Indikator Tren – Berfungsi untuk mengenali apakah pasar sedang naik (bullish) atau turun (bearish). Contoh populernya: Moving Average, Bollinger Bands, Ichimoku.
  2. Indikator Osilator (Momentum) – Digunakan untuk menentukan kapan harga sudah terlalu mahal (overbought) atau terlalu murah (oversold), seperti RSI, Stochastic, MACD.

 

Jadi jika kamu menggunakan Moving Average untuk memutuskan kapan harus beli atau jual, kamu mungkin sedang salah tempat. Karena tugas utama indikator tren adalah mengkonfirmasi arah pergerakan pasar, bukan sebagai sinyal entry.

 

 

 

Metode Gabungan: Kombinasi Sederhana yang Efektif

 

Alih-alih menggunakan banyak indikator sekaligus, pendekatan yang lebih bijak adalah menggabungkan satu indikator tren dan satu indikator osilator. Simpel, tetapi powerful.

Contohnya? Moving Average (MA) 200 dan RSI (Relative Strength Index).

  • MA 200 membantu kamu membaca arah tren jangka panjang.
  • RSI memberikan gambaran kapan harga sudah jenuh beli atau jenuh jual.

 

Jika harga berada di atas MA 200 → tren naik → kita hanya fokus pada peluang buy.

Jika harga berada di bawah MA 200 → tren turun → kita cari momen sell.

Lalu RSI akan membantu Anda menyaring peluang tersebut. RSI di bawah 30? Harga terlalu murah → sinyal beli. RSI di atas 70? Harga terlalu mahal → sinyal jual.

 

 

 

Ilustrasi Sederhana: Kapan Kita Bertindak?

 

Bayangkan ini terjadi:

  • Harga berada di bawah MA 200, tren sedang turun.
  • RSI menunjukkan angka di atas 70, artinya harga sedang terlalu mahal.

 

Kondisi seperti ini adalah sinyal kuat bahwa pasar kemungkinan besar akan turun. Ini saat yang tepat untuk sell, karena dua indikator sepakat: tren turun dan harga terlalu tinggi.

Sebaliknya, jika harga masih di bawah MA 200 dan RSI sudah di bawah 30, kita belum tentu langsung beli. Kenapa? Karena trennya masih turun. Kita tunggu konfirmasi lain dulu. Kesabaran dalam menyaring sinyal adalah kunci.

 

 

 

Apakah Strategi Ini Terbukti? Cek Hasil Backtest-nya!

 

Ini bukan cuma teori. Pendekatan gabungan RSI dan MA 200 ini sudah diuji secara backtest dalam 50 kali percobaan dan ditampilkan dalam serial edukasi trading. Hasilnya? Strategi ini menunjukkan win rate yang kompetitif, terutama jika dikombinasikan dengan manajemen risiko yang sehat (misalnya, risk-to-reward 1:3).

 

Artinya, kamu tidak perlu strategi yang rumit atau belasan indikator sekaligus. Cukup satu-dua alat yang dipahami dengan benar, dan kamu bisa bertahan dalam pasar.

Menggunakan indikator teknikal dalam trading itu seperti menyusun resep masakan. Cukup tahu mana yang benar-benar dibutuhkan dan bagaimana menggunakannya secara tepat.

 

 

💡 Tips Singkat :

  • Gunakan Moving Average (200 atau 100) untuk membaca tren.
  • Tambahkan RSI (14) sebagai penilai momen entry berdasarkan kondisi overbought/oversold.
  • Hanya ambil posisi buy saat tren naik, dan sell saat tren turun.
  • Abaikan sinyal RSI jika tidak searah dengan tren utama.

Pahami fungsi setiap indikator, jangan hanya ikut-ikutan. Trading bukan soal melihat grafik saja, tapi soal membaca cerita di balik harga. Dan untuk itu, kamu butuh alat bantu yang tepat—bukan sekadar ramai dipakai orang.

 

 

Untuk kamu yang ingin belajar trading, kunjungi channel Youtube Rizki Aditama dan jangan lupa subscribe agar tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!