Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Rahasia Trading Lebih Akurat dengan Stochastic dan Indikator Tambahan

Sekolahtrading.id - Banyak trader, sering terjebak di area 20-80 Stochastic — sudah mengira akan reversal, malah harga lanjut turun atau naik. Yuk, kita pelajari bagaimana cara trading menggunakan Stochastic yang lebih efektif!

 

 

Apa Itu Stochastic Oscillator?

Stochastic Oscillator adalah indikator momentum yang dikembangkan oleh George C. Lane pada tahun 1950-an. Fungsinya adalah membandingkan harga penutupan terhadap rentang harga dalam periode tertentu. Biasanya, setting default Stochastic adalah 14,3,3 — yang juga paling umum digunakan di berbagai platform trading seperti MetaTrader 4, CTrader, dan lainnya.

Ada dua tipe Stochastic:

  • Fast Stochastic (5,3,3): Gerakannya lebih cepat, cocok untuk short-term trader.
  • Slow Stochastic (14,3,3): Lebih lambat, memberikan sinyal yang lebih stabil dan mengurangi noise.

Pada indikator ini, area di atas 80 disebut overbought (harga terlalu mahal), sementara area di bawah 20 disebut oversold (harga terlalu murah).

 

 

Prinsip Dasar Penggunaan Stochastic

Secara sederhana:

  • Jika garis Stochastic berada di atas 80 → sinyal untuk sell.
  • Jika garis Stochastic di bawah 20 → sinyal untuk buy.

Analoginya seperti harga telur di pasar: kalau harga mahal, lebih baik jual; kalau harga murah, saatnya beli banyak.

Namun, masalahnya — seperti yang dialami Silvia — harga tidak selalu langsung berbalik arah setelah mencapai area overbought atau oversold. Karena itu, kita perlu strategi tambahan.

 

Tiga Cara Trading Menggunakan Stochastic

 

1. Trading Hanya Mengandalkan Stochastic

Strategi paling simpel: buy saat di bawah 20 dan sell saat di atas 80.

Tapi, perlu diingat:

  • Stop loss diletakkan di bawah low (untuk buy) atau di atas high terakhir (untuk sell).
  • Tetap perhatikan risk-reward ratio minimal 1:2 untuk menjaga ketahanan akun.

Kelemahan strategi ini adalah win rate cenderung rendah, walaupun kalau money management bagus, tetap bisa profitable.

 

2. Menggabungkan Stochastic dengan Indikator Lain

Untuk meningkatkan akurasi, gunakan Stochastic bersama indikator tren, seperti:

Menggabungkan Stochastic dengan indikator lain membantu mengurangi sinyal palsu dan memperjelas arah tren.

 

3. Menggunakan Stochastic untuk Mendeteksi Divergence

Stochastic juga efektif untuk mendeteksi divergence, yaitu kondisi di mana:

  • Harga membuat higher high, tapi Stochastic malah membuat lower high → sinyal potensi pembalikan turun (bearish divergence).
  • Harga membuat lower low, tapi Stochastic membuat higher low → sinyal potensi pembalikan naik (bullish divergence).

Divergence ini memberikan indikasi awal bahwa tren harga mungkin segera berbalik.

 

https://www.youtube.com/embed/_IqICLS16Sk?si=97jyJjUYnpCStV56

 

Kesimpulan

Mengandalkan Stochastic saja tanpa konfirmasi tambahan memang sering membuat trader kejebak. Karena itu:

  • Gunakan Stochastic untuk mendeteksi area overbought/oversold.
  • Tambahkan indikator tren seperti EMA untuk konfirmasi.
  • Manfaatkan divergence untuk mendeteksi pembalikan harga.

Dengan cara ini, peluang Anda untuk mendapatkan sinyal yang lebih akurat akan jauh lebih besar.

 

 

Buat kalian yang ingin belajar trading dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kamu tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!