Sekolahtrading.id - Banyak trader, baik pemula maupun yang sudah lama di dunia trading, sering mengalami kesulitan untuk konsisten dalam hasil trading mereka. Salah satu penyebab utamanya adalah ketiadaan trading plan dan trading checklist yang jelas. Dalam pembahasan ini, kita akan mengupas bagaimana membangun trading plan yang kokoh, pentingnya checklist sebelum entry, hingga bagaimana mengelola risiko dengan tepat.
Kenapa Trading Plan itu Penting?
Trading plan adalah peta jalan dalam aktivitas trading. Dengan trading plan, kita tahu kapan harus entry, kapan harus exit, serta bagaimana mengelola risiko di setiap posisi. Tanpa plan yang jelas, trader rentan trading secara emosional, tergoda oleh sinyal acak yang tidak sesuai strategi.
Sebuah trading plan ideal biasanya mencakup:
- Waktu trading (jam berapa aktif screening dan entry),
- Sistem trading (misalnya menggunakan moving average crossover, smart money concept, atau fibonacci),
- Aturan risiko (berapa persen risiko per transaksi),
- Aturan konsistensi (entry hanya jika semua kriteria checklist terpenuhi).
Trading Plan untuk Swing dan Scalping
Dalam prakteknya, ada dua gaya trading yang sering digunakan: swing trading dan scalping.
- Swing Trading:
- Screening market biasanya dilakukan saat akhir pekan (Sabtu), untuk mempersiapkan trading di minggu depan.
- Pengecekan pasar dilakukan setiap pagi jam 08.00.
- Entry dilakukan dengan prinsip set and forget: pasang stop loss dan take profit, lalu biarkan berjalan.
- Risiko per posisi 1%, maksimal dua posisi terbuka dalam satu waktu.
- Scalping:
- Screening market dilakukan lebih cepat, setiap 1 jam hingga jam 8 malam.
- Hanya butuh 1–2 menit untuk cek peluang di tiap candle close H1.
- Setiap posisi hanya bertahan maksimal 1 jam.
- Risiko per posisi 0,25%, maksimal open dua posisi.
Catatan penting untuk scalping adalah hindari trading saat ada berita besar karena volatilitas bisa ekstrem dan menyebabkan slippage.
Money Management: Fondasi Agar Modal Tetap Aman
Pengelolaan uang menjadi kunci bertahan dalam dunia trading. Aturan umumnya:
- Swing trader: risiko 1% per posisi.
- Scalping: risiko 0,25% per posisi.
- Maksimal kerugian dalam sehari tidak lebih dari 2%. Jika sudah rugi 2% dalam satu hari, stop trading hari itu.
Trader juga disarankan hanya fokus pada major pair seperti EUR/USD atau USD/JPY untuk menghindari spread besar dan likuiditas rendah.
Trading Checklist: Langkah Sistematis Sebelum Entry
Untuk membantu menjaga disiplin, dibuatlah trading checklist berbentuk flowchart:
- Cek market structure: apakah bullish atau bearish?
- Apakah sudah ada higher low atau lower high?
- Cek konfirmasi di Fibonacci, support-resistance, atau trendline.
- Pastikan minimal dua konfirmasi sebelum entry.
- Konfirmasi terakhir di H4: lihat adanya rejection atau break structure.
Dengan checklist ini, trader punya standar objektif kapan harus entry dan kapan harus menunggu.
Mengelola Emosi Saat Trading
Kesalahan umum yang sering menghancurkan portofolio adalah terlalu cepat tergoda menutup posisi atau memindahkan stop loss tanpa rencana. Untuk trader pemula, sangat disarankan konsisten membiarkan trade berjalan sesuai dengan trading plan: pasang stop loss dan take profit, lalu biarkan market yang bekerja.
Setelah semakin berpengalaman, trader bisa mulai menggunakan teknik lanjutan seperti:
- Mengambil sebagian profit saat price mencapai 1R atau 2R.
- Membiarkan sisa posisi berjalan menuju target profit lebih besar.
Kesimpulan
Trading bukan hanya soal mencari sinyal buy dan sell. Ia butuh disiplin, sistem yang jelas, dan pengelolaan emosi yang matang. Dengan membangun trading plan yang solid, membuat checklist yang ketat, serta menerapkan money management yang tepat, peluang untuk menjadi trader yang konsisten dan profit dalam jangka panjang akan jauh lebih besar.
Buat kamu yang tertarik belajar trading dan update seputar market forex, subscribe channel youtube Rizki Aditama agar kamu tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!