Resistance level adalah konsep dalam analisis teknikal yang menunjukkan batas harga di mana kenaikan harga cenderung terhenti karena meningkatnya tekanan jual dari pasar.
Saat harga suatu aset mendekati level resistance, lebih banyak penjual yang muncul, membuat harga sulit untuk naik lebih tinggi.
Bagaimana Resistance Bekerja?
- Resistance terjadi akibat keseimbangan supply dan demand.
- Semakin dekat harga ke resistance, semakin banyak penjual yang aktif.
- Resistance sering digunakan bersama dengan support, yaitu level di mana harga cenderung berhenti turun karena meningkatnya minat beli.
Penerapan Resistance dalam Trading Forex
Ketika harga mendekati resistance, ini sering dianggap sebagai sinyal bearish (negatif), karena tekanan jual meningkat.
Contoh:
- Jika pasangan mata uang EUR/USD selalu turun setelah mencapai 1.2000, maka level 1.2000 dianggap sebagai resistance.
- Trader bisa menjual EUR saat harga mendekati level tersebut, mengantisipasi penurunan harga berdasarkan pola sebelumnya.
Breakout: Ketika Harga Menembus Resistance
Jika harga berhasil menembus resistance, ini bisa menjadi sinyal bullish (positif).
Namun, konfirmasi breakout harus disertai volume perdagangan yang signifikan agar valid. Jika harga tetap bertahan di atas resistance, level tersebut sering berubah menjadi support baru.
Contoh:
Jika EUR/USD menembus 1.2000 dan bertahan di atasnya dengan volume tinggi, maka 1.2000 bisa menjadi support baru, dan harga berpotensi terus naik.
Faktor yang Mempengaruhi Resistance
Resistance bukan angka pasti, melainkan zona harga yang dapat bervariasi karena:
- Perubahan sentimen pasar
- Data ekonomi yang dirilis
- Faktor geopolitik
- Berita perusahaan atau industri terkait
Karena itu, resistance lebih efektif jika digunakan bersama alat analisis teknikal lainnya, pemahaman fundamental yang kuat, dan strategi manajemen risiko yang baik.
}