Short position adalah strategi trading di mana seorang trader mengambil posisi jual dengan harapan harga suatu aset akan turun. Jika harga turun, trader bisa membeli kembali aset tersebut dengan harga lebih rendah dan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli.
Bagaimana Short Position Bekerja?
- Trader meminjam aset – Dalam pasar saham, trader biasanya meminjam saham dari broker untuk menjualnya di pasar.
- Trader menjual aset – Trader menjual aset tersebut dengan harga saat ini.
- Harga turun (sesuai prediksi) – Jika harga aset turun, trader membeli kembali aset tersebut dengan harga lebih rendah.
- Trader mengembalikan aset yang dipinjam – Setelah membeli kembali dengan harga lebih rendah, trader mengembalikan aset tersebut ke broker dan mendapat keuntungan dari selisih harga jual dan beli.
Short Position dalam Forex
Dalam trading forex, short position terjadi ketika trader menjual mata uang dasar (base currency) dan membeli mata uang kutipan (quote currency) dengan harapan harga pasangan mata uang tersebut akan turun.
Contoh:
- Trader menjual EUR/USD di harga 1.2000.
- Beberapa waktu kemudian, harga turun menjadi 1.1900.
- Trader membeli kembali pasangan tersebut dan mendapat keuntungan dari selisih 100 pips.
Risiko Short Position
- Potensi Kerugian Tidak Terbatas – Jika harga aset justru naik, trader harus membeli kembali dengan harga lebih tinggi, yang bisa menyebabkan kerugian besar.
- Margin Call – Karena short position dilakukan dengan leverage, jika harga naik terlalu jauh, broker bisa menutup posisi secara otomatis untuk mencegah kerugian lebih besar.
- Biaya Pinjaman – Dalam pasar saham, trader yang melakukan short harus membayar biaya peminjaman saham ke broker.
Kesimpulan
Short position adalah strategi yang bisa menghasilkan keuntungan dalam kondisi pasar yang sedang turun. Namun, strategi ini memiliki risiko tinggi karena potensi kerugian tidak terbatas. Oleh karena itu, manajemen risiko yang baik sangat penting sebelum mengambil posisi short.
}