Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Kenapa Euro/USD Naik Tapi USD/JPY Turun? Ini Rahasia Membaca Pergerakan Pasar Lebih Cerdas

Sekolahtrading.id - Dalam dunia forex, banyak trader hanya fokus pada satu pasangan mata uang tanpa memperhatikan korelasi antar pair. Padahal, korelasi bisa menjadi senjata tambahan untuk membaca arah pasar dengan lebih akurat dan menghindari overtrade yang tidak perlu.

Korelasi dalam forex berarti hubungan antar dua atau lebih pasangan mata uang yang pergerakannya saling memengaruhi — bisa searah (positif) atau berlawanan arah (negatif).

 

 

Contoh Korelasi Populer: EUR/USD, GBP/USD, dan USD/JPY

Mari ambil contoh tiga pair populer:

  • EUR/USD
  • GBP/USD
  • USD/JPY

Ketiganya sama-sama mengandung unsur USD, namun di posisi yang berbeda.

  • Di EUR/USD dan GBP/USD, USD berada di posisi belakang (quote currency). Artinya jika USD melemah, maka EUR/USD dan GBP/USD cenderung naik.
  • Di USD/JPY, USD justru berada di depan (base currency). Maka, jika USD melemah, USD/JPY justru cenderung turun.

Inilah yang disebut dengan korelasi negatif — ketika dua pair bergerak berlawanan arah karena posisi USD yang berbeda.

 

 

Korelasi Positif dan Negatif: Seberapa Kuat Pengaruhnya?

Korelasi tidak selalu sama besar. Misalnya, saat EUR/USD naik 100 pip, GBP/USD belum tentu ikut naik 100 pip juga. Kenapa?

Karena masing-masing pair dipengaruhi oleh kekuatan fundamental masing-masing negara. Bisa saja saat itu, data ekonomi Eropa sedang bagus, sementara Inggris stagnan. Jadi meskipun GBP/USD naik, pergerakannya tidak sebesar EUR/USD.

Kekuatan korelasi ini bisa dihitung menggunakan koefisien korelasi (biasanya tersedia di tools seperti Myfxbook), dengan nilai antara:

  • +1.0 = korelasi sangat kuat searah
  • 1.0 = korelasi sangat kuat berlawanan arah
  • 0 = tidak berkorelasi sama sekali

 

 

Apakah Kita Harus Takut dengan Korelasi?

Jawabannya tergantung gaya trading kamu:

  • Kalau kamu suka entry banyak posisi, misalnya 4–5 pair sekaligus, wajib memperhatikan korelasi. Kenapa? Karena bisa saja kamu membuka posisi yang saling tumpang tindih — misalnya EUR/USD dan GBP/USD buy bersamaan — kalau USD menguat, dua-duanya bisa rugi bersamaan.
  • Tapi kalau kamu hanya entry 1–2 posisi saja, korelasi tidak terlalu jadi masalah. Selama entry berdasarkan analisis yang jelas dan sesuai dengan trading plan, maka korelasi bisa diabaikan sementara.

 

 

 

 

Tips Praktis dari Pengalaman Nyata

Jika Anda masih baru di dunia forex, berikut tips singkat:

  • Fokus dulu pada 1–2 pair utama, misalnya EUR/USD dan USD/JPY.
  • Perhatikan posisi USD — di depan atau di belakang — karena ini yang menentukan arah korelasi.
  • Saat market sedang kuat bergerak, hindari membuka posisi yang terlalu mirip, contohnya buy di EUR/USD dan GBP/USD secara bersamaan.
  • Jika ingin eksplor lebih jauh, gunakan kalkulator korelasi pair forex untuk membantu menghindari kesalahan entry berlebihan.

 

 

Kesimpulan

Korelasi antar pair forex bukan hal yang rumit, tetapi penting untuk dipahami agar kamu tidak terjebak membuka posisi yang berisiko ganda. Dengan memperhatikan korelasi, kamu bisa mengelola risiko dengan lebih cerdas dan menghindari overtrade. Mulailah dengan mengenali korelasi dari pair yang sering kamu gunakan, dan sesuaikan dengan gaya trading kamu — apakah lebih agresif atau konservatif.

 

 

https://www.youtube.com/embed/7lR1grm6v4Q?si=mIgnzyCIB1WJYmqV

 

 

Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kalian tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!