Sekolahtrading.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan tren pelemahan yang cukup dalam sepanjang tahun 2025. Bahkan, pada Selasa (8/4/2025), rupiah ditutup di level Rp16.891 per dolar, mencatat pelemahan 4,49% sejak awal tahun. Ini membuat rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia sejauh ini, melampaui Baht Thailand, rupee India, hingga yuan Tiongkok.
Namun rupiah belum berhenti di situ. Data e-Rate BCA dan Refinitiv mencatat bahwa pada Senin (7/4), rupiah bahkan sempat menembus Rp17.261 per dolar AS di pasar luar negeri—menjadi rekor terendah dalam sejarah.
Apa yang Memicu Anjloknya Rupiah?
Menurut Listya Endang Artiani, dosen dan peneliti UII, pelemahan rupiah disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Secara global, penyebab utama adalah penguatan dolar AS akibat kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed. Dengan imbal hasil aset dolar yang lebih menarik, investor global memilih menarik dana dari negara berkembang seperti Indonesia.
Di sisi domestik, tekanan datang dari data ekonomi seperti cadangan devisa, neraca perdagangan, serta stabilitas politik. Ketika muncul persepsi negatif terhadap kondisi ekonomi, kepercayaan pasar bisa melemah—dan itu terefleksi dalam nilai tukar.
Listya juga menambahkan bahwa permintaan musiman terhadap dolar, seperti menjelang Lebaran atau saat jatuh tempo utang luar negeri, bisa menambah tekanan dalam jangka pendek.
“Volatilitas nilai tukar yang tinggi menciptakan ketidakpastian dalam perekonomian. Pelaku usaha sulit menetapkan harga, investor menahan diri, dan utang luar negeri membengkak,” ujarnya.
Bank Indonesia Bertindak: Intervensi dan Stabilisasi
Untuk meredam gejolak, Bank Indonesia (BI) telah menggelar serangkaian intervensi sejak 7 April 2025, mulai dari pasar Non-Deliverable Forward (NDF), valas spot, hingga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. BI juga mengoptimalkan instrumen likuiditas rupiah agar pasar uang domestik tetap stabil.
Menurut Deputi Gubernur BI, Juda Agung, nilai tukar rupiah masih dianggap dalam batas aman dan belum perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Meski begitu, beberapa pejabat tinggi seperti Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengakui adanya kekhawatiran bahwa rupiah bisa menembus Rp17.000, seiring tekanan global termasuk dampak kebijakan tarif impor dari AS.
Luhut menekankan bahwa pelemahan rupiah saat ini masih dalam batas wajar dan tidak perlu disikapi dengan kepanikan, karena serupa dengan yang terjadi di negara-negara lain.
Sentimen Global Tak Bisa Diabaikan
Analis Forex Ibrahim Assuabi menyoroti bahwa penguatan dolar AS didorong oleh sejumlah data ekonomi kuat dari AS, terutama laporan ketenagakerjaan yang melampaui ekspektasi. Selain itu, testimoni terbaru dari The Fed menegaskan bahwa penurunan suku bunga belum akan terjadi dalam waktu dekat, akibat inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian akibat perang dagang.
Prediksi pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2025 kini dianggap terlalu optimis, dan bisa jadi hanya tinggal “mimpi.” Hal inilah yang menyebabkan indeks dolar kembali menguat signifikan, menekan mata uang negara berkembang seperti rupiah.
Apa Risiko Jika Rupiah Tak Segera Diredam?
Ketika pelemahan rupiah terus dibiarkan, ada sejumlah risiko besar yang mengintai, antara lain:
- Inflasi barang impor akibat kenaikan biaya impor.
- Beban utang luar negeri dalam dolar semakin membengkak.
- Penurunan kepercayaan investor asing, yang bisa berdampak pada aliran modal.
- Defisit transaksi berjalan yang semakin dalam.
Lebih buruk lagi, jika komunikasi dari otoritas moneter seperti Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan tidak transparan, persepsi pasar bisa semakin memburuk dan memicu efek domino yang lebih dalam.
Kesimpulan
Rupiah memang tengah tertekan hebat di pasar global. Namun langkah cepat Bank Indonesia serta komunikasi terbuka dari para pejabat tinggi ekonomi menjadi kunci dalam meredam kepanikan pasar. Yang terpenting, pelaku pasar dan masyarakat luas harus memahami bahwa pergerakan rupiah bukan semata soal ekonomi domestik, tapi juga dipengaruhi oleh tekanan global yang sangat dinamis.
Untuk kamu yang ingin belajar trading forex, kunjungi channel Rizki Aditama dan subscribe agar tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!
Referensi :
- Bisnis - Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 9 April 2025 : *https://market.bisnis.com/read/20250409/93/1867672/nilai-tukar-rupiah-terhadap-dolar-as-hari-ini-rabu-9-april-2025*
- Tempo - Nilai Rupiah Sentuh Rp 17 Ribu Per Dolar AS, Peneliti UII Soroti Penyebab dan Bahayanya : *https://www.tempo.co/ekonomi/nilai-rupiah-sentuh-rp-17-ribu-per-dolar-as-peneliti-uii-soroti-penyebab-dan-bahayanya-1228348*