Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Tak Cukup Tarik Trendline: Begini Cara Membaca Divergence agar Profit Lebih Optimal

Sekolahtrading.id - Bayangkan sebuah orkestra di mana pemain biola tiba-tiba memainkan nada berbeda dari konduktor. Ketidaksinkronan itu membuat penonton bersiap akan perubahan irama. Dalam trading, “nada sumbang” serupa muncul saat harga bergerak satu arah, sementara indikator momentum—seperti RSI atau Stochastic—bergerak ke arah sebaliknya. Kondisi inilah yang kita sebut divergence, penanda dini bahwa pasar mungkin bersiap berbalik.

 

 

1. Apa Sebenarnya Divergence?

Secara sederhana, divergence terbentuk ketika:

  • Harga: mencetak higher high (HH) atau lower low (LL).
  • Indikator: justru mencetak lower high (LH) atau higher low (HL).

Konflik itu menunjukkan momentum melemah; seperti mobil menanjak yang gasnya mulai dilepas. Jika dibiarkan, mobil akhirnya berhenti lalu mundur—analogi pembalikan tren.

Jenis Harga Indikator Makna
Bullish Divergence LL HL Potensi harga berbalik naik.
Bearish Divergence HH LH Potensi harga berbalik turun.

Inti Praktis

  • Bullish divergence muncul di ujung down-trend.
  • Bearish divergence muncul di puncak up-trend.

 

 

2. Langkah Cepat Mendeteksi Divergence dengan RSI

  1. Tentukan Swing High & Low Price

    Tarik garis tren sederhana (trendline) untuk menandai struktur: down-up-down-up seperti contoh transkrip. Fokus ke dua puncak atau dua lembah terakhir.

  2. Plot RSI (14) di Chart

    Perhatikan apakah RSI bergerak berlawanan arah dengan harga pada titik-titik tersebut.

  3. Konfirmasi Area 30/70

    Divergence paling kuat terjadi saat RSI mendekati zona oversold (<30) atau overbought (>70).

  4. Tunggu Trigger

    ­Alih-alih entry instan, tunggu retest trendline atau candlestick konfirmasi (mis. engulfing) agar sinyal lebih valid.

 

 

3. Menerapkan Stochastic untuk Divergence

Stochastic (14,3,3) bekerja mirip RSI, tetapi sensitif terhadap perubahan harga jangka pendek. Caranya:

  • Tandai %K dan %D yang berpotongan di area ekstrim (20 atau 80).
  • Bandingkan puncak/lembah Stochastic dengan harga.
  • Saat terjadi divergence, tunggu %K menembus kembali ke tengah (di atas 20 untuk bullish, di bawah 80 untuk bearish) sebagai pemicu entry.

4. Kenapa Tidak Cukup Tarik Trendline?

Ditegaskan: “Sebenarnya tarik trendline saja sudah cukup—bearish berubah jadi bullish, tunggu retest, lalu buy.” Pernyataan ini benar dalam konteks sederhana. Namun divergence menambah lapisan konfirmasi momentum:

  1. Menyaring Sinyal Palsu Retest

    Tak semua retest trendline menghasilkan reversal; divergence membantu memisahkan retest kuat dari retest “kosong”.

  2. Memberi Entry Awal

    Kadang divergence muncul sebelum harga mematahkan trendline, memberi peluang masuk lebih awal dengan risiko terbatas.

  3. Memvalidasi Breakout

    Breakout tanpa divergence cenderung “false break”. Ketika breakout didukung divergence, probabilitas kelanjutan tren baru lebih tinggi.

 

 

5. Strategi Entry–Exit Sederhana

  • Entry: Setelah candlestick konfirmasi pasca-divergence (hammer untuk bullish, shooting star untuk bearish) atau saat harga retest trendline.
  • Stop Loss: Di bawah swing low (bullish) atau di atas swing high (bearish) terakhir.
  • Take Profit: Minimal 1:2 risk-reward, atau gunakan level Fibonacci extension 161,8 % dari gelombang retracement.

 

 

6. Hindari Tiga Kesalahan Umum

  1. Terlalu Banyak Garis

    Menarik setiap swing high-low membuat chart berantakan. Fokus pada puncak-lembah signifikan.

  2. Mengabaikan Tren Besar

    Divergence melawan tren kuat mingguan sering gagal. Prioritaskan timeframe yang sama dengan setup kamu.

  3. Entry Tanpa Konfirmasi

    Indikator hanyalah alat bantu; selalu tunggu sinyal harga (price action) sebelum klik tombol buy/sell.

     

     

     

    https://www.youtube.com/embed/8-7w4CfPwKE?si=cvh2ITMgvb9Q_UN2

 

Penutup

Teknik divergence bukanlah ramalan mutlak, melainkan alarm dini bahwa tenaga tren mulai “loyo”. Dengan menggabungkan analisis harga (trendline) dan indikator momentum (RSI atau Stochastic), trader mendapat gambaran lebih utuh: kapan tren melemah, kapan momentum siap berbalik, dan di mana posisi risiko terukur.

Latih mata kamu mengenali “pertengkaran” harga dan indikator ini di akun demo. Semakin sering berlatih, semakin peka kamu menangkap nada sumbang pasar—dan semakin cepat pula kamu menari mengikuti irama reversal berikutnya.

 

 

Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kalian tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!