Dalam dunia trading forex, salah satu teknik yang sering digunakan oleh trader profesional adalah analisis multiple time frame. Teknik ini memungkinkan trader untuk melihat gambaran besar dari tren pasar dan menentukan titik entry dengan lebih akurat. Lalu, bagaimana cara kerja multiple time frame dalam trading? Mari kita bahas lebih lanjut.
Apa Itu Multiple Time Frame?
Multiple time frame adalah teknik analisis yang melibatkan penggunaan lebih dari satu kerangka waktu (time frame) untuk membaca pergerakan harga. Dalam platform trading, terdapat berbagai pilihan time frame seperti:
- M1, M5, M15, M30 (time frame kecil)
- H1, H4 (time frame menengah)
- D1, W1, MN (time frame besar)
Setiap candle di dalam time frame tertentu mewakili periode waktu tertentu, misalnya, pada D1 satu candle mewakili satu hari, sementara pada H1, satu candle mewakili satu jam.
Bagaimana Cara Menggunakan Multiple Time Frame?
1. Menentukan Tren Utama
Sebelum melakukan entry, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tren utama dengan melihat time frame besar. Misalnya:
- Jika di D1 tren sedang naik (bullish), maka kemungkinan besar strategi yang digunakan adalah mencari peluang buy.
- Jika di D1 tren turun (bearish), maka peluang sell lebih masuk akal.
- Jika harga bergerak datar (konsolidasi), sebaiknya menunggu hingga tren lebih jelas.
2. Menganalisis Time Frame Menengah
Setelah menentukan tren utama, langkah berikutnya adalah melihat time frame menengah seperti H4 atau H1. Di sini, kita bisa mengecek apakah harga sedang melakukan koreksi atau meneruskan tren. Contohnya:
- Jika D1 bullish tetapi H4 bearish, maka kemungkinan harga sedang koreksi sebelum melanjutkan kenaikan.
- Jika D1 bearish tetapi H4 bullish, maka bisa jadi harga sedang pullback sebelum kembali turun.
3. Menentukan Entry di Time Frame Kecil
Setelah memahami tren dari time frame besar dan menengah, langkah terakhir adalah menentukan entry menggunakan time frame kecil seperti M15 atau M30. Trader biasanya menggunakan pola break dan retest untuk memastikan entry yang lebih akurat. Contohnya:
- Jika di D1 tren naik, dan di H4 harga sedang koreksi, trader dapat entry buy saat harga break trendline dan melakukan retest.
- Jika di D1 tren turun, dan di H4 harga naik sementara, trader bisa entry sell setelah harga mencapai area resistance dan menunjukkan tanda pembalikan.
Contoh Kasus Penggunaan Multiple Time Frame
- D1 Bullish – H4 Bearish
- Harga di D1 menunjukkan tren naik.
- Harga di H4 sedang turun (koreksi), menunggu support.
- Entry buy saat harga break dan retest trendline di H1 atau M30.
- D1 Bearish – H4 Bullish
- Harga di D1 menunjukkan tren turun.
- Harga di H4 sedang naik (pullback), menunggu resistance.
- Entry sell saat harga break dan retest trendline di H1 atau M30.
- Kondisi Konsolidasi
- Jika D1 sideways, maka entry dilakukan pada support atau resistance terdekat.
- Entry dilakukan berdasarkan pola pembalikan di time frame lebih kecil.
Baca juga cara menggunakan multiple timeframe untuk meningkatkan profitabilitas trading Anda.
Kesimpulan
Menggunakan multiple time frame dalam trading sangat membantu untuk memahami pergerakan harga secara lebih detail. Dengan melihat tren dari time frame besar hingga kecil, trader dapat menentukan titik entry yang lebih tepat dan meminimalkan risiko kesalahan. Jika masih bingung, coba ulangi langkah-langkah ini secara perlahan dan praktikkan dalam akun demo hingga benar-benar memahami konsepnya. Tonton juga video Trading dengan multiple timeframe untuk pemula dan jangan lupa subscribe channel Rizki Aditama agar tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 3 sore dan 8 malam.