Sekolahtrading.id - Memulai trading di usia belia bisa menjadi pengalaman yang penuh warna—antara antusiasme, rasa ingin cepat berhasil, dan tantangan psikologis saat menghadapi loss. Seorang trader muda berbagi pengalamannya saat menjalani satu tahun pertama sebagai trader forex, termasuk bagaimana dia pernah mengubah modal $200 menjadi $800, atau sekitar 4x lipat dari modal awal.
Namun setelah sempat vakum selama tiga bulan, ia mulai kembali membangun portofolio dengan pendekatan yang lebih sadar: compounding interest. Strategi ini mengandalkan akumulasi keuntungan dan membiarkannya tumbuh seiring waktu, tanpa sering-sering melakukan penarikan dana (withdrawal).
Compounding vs Sering WD: Mana yang Lebih Cocok?
Setiap trader punya gaya berbeda. Bagi sebagian orang, compounding terasa menyenangkan karena modal terus bertambah. Tapi bagi sebagian lainnya, seperti mentor atau trader senior, withdraw secara rutin terasa lebih memuaskan dan lebih realistis.
"Kalau saya pribadi, kalau belum WD rasanya belum tenang. Makanya saya lebih suka narik keuntungan secara berkala daripada dibiarkan muter terus di akun."
Keduanya bukan benar atau salah, tapi kembali pada gaya dan kenyamanan masing-masing. Yang terpenting, manajemen risikonya tetap terjaga.
Antara Trading dan Pendidikan: Jaga Keseimbangan
Salah satu pelajaran besar dari cerita ini adalah saat trading mulai memengaruhi aspek kehidupan lain, seperti kuliah. Trader muda ini bahkan sempat berhenti kuliah dan harus mengulang dari semester awal. Hal ini jadi pengingat bahwa trading bukan jalan pintas, dan harus dijalankan beriringan dengan pendidikan atau aktivitas utama lain—terutama di usia yang masih sangat muda.
Menjadi profitable trader itu bukan hanya tentang mengejar hasil cepat, tapi juga tentang disiplin dan konsistensi dalam proses.
Jaga Modal, Jangan Overconfident
Ketika sudah pernah merasa untung besar, godaan untuk memperbesar lot atau menambah risiko sering kali muncul. Di sinilah banyak trader pemula kehilangan arah.
Misalnya, saat berhasil profit 4% dalam seminggu, ada keinginan untuk menggandakan jadi 8% atau bahkan 10%. Tapi seringkali, ketika mencoba terlalu agresif, justru yang terjadi adalah sebaliknya: loss besar yang menutup semua progres.
"Saya pernah dapat 4% dalam seminggu, lalu berpikir, kenapa nggak coba 2% per hari saja? Tapi ujung-ujungnya malah minus lagi."
Sikap ini wajar, apalagi bagi trader muda. Tapi penting diingat bahwa kunci utama trading adalah menjaga modal. Apalagi kalau dana yang dipakai bukan dari dana “dingin” alias uang untuk kebutuhan penting atau biaya sekolah.
Kesimpulan: Trading Boleh, Tapi Harus Sehat
Memulai trading di usia muda adalah langkah berani, tapi harus diimbangi dengan kedewasaan dalam mengambil keputusan. Apakah lebih memilih compounding atau WD rutin, semuanya kembali pada karakter masing-masing. Yang penting adalah menjaga agar modal tetap utuh, risiko terkendali, dan mental tetap stabil.
Jika kamu masih di usia belasan dan mulai trading, fokuslah dulu pada:
- Disiplin dan strategi yang realistis.
- Hindari overconfidence dan overtrading.
- Jaga keseimbangan hidup, termasuk pendidikan dan hubungan sosial.
- Gunakan akun demo untuk eksplorasi, dan akun real hanya jika kamu benar-benar siap.
Satu hal yang pasti, semangat di usia muda itu aset berharga. Tapi jangan sampai semangat itu justru jadi bumerang karena terlalu terburu-buru mengejar hasil.
https://www.youtube.com/embed/f91By9LDCjI?si=VMVaRfzNE9COOz1B
Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kalian tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!