Dalam dunia trading forex, seringkali kamu melihat data sentimen market yang menunjukkan mayoritas posisi trader. Misalnya, 98% trader sedang membuka posisi sell, sementara hanya 2% yang membuka buy. Namun, anehnya harga justru bergerak naik. Kenapa bisa begitu?
Apa Itu Sentimen Market?
Sentimen market adalah data yang biasanya dirilis oleh broker. Data ini menunjukkan persentase trader yang sedang berada di posisi buy atau sell pada suatu pair tertentu. Misalnya di pair USD/JPY, kalau broker mencatat 98% kliennya sedang sell, maka angka ini akan terlihat di data sentimen.
Kenapa Harga Malah Naik?
Harga di pasar forex tidak semata-mata digerakkan oleh mayoritas trader ritel, melainkan oleh gabungan faktor yang lebih besar:
- Fundamental: berita ekonomi, kebijakan bank sentral, data inflasi, hingga kondisi geopolitik bisa membuat harga tetap naik meski banyak trader ritel sedang sell.
- Permintaan dan penawaran: meskipun retail trader mayoritas sell, tetapi big player (bank, institusi, hedge fund) bisa saja sedang masuk posisi buy dengan volume besar, sehingga harga tetap terdorong naik.
- Likuiditas dan stop hunting: pergerakan harga kadang mengincar area stop loss trader ritel. Jadi meski banyak yang sell, harga bisa “didorong” naik dulu sebelum akhirnya turun.
Pentingnya Trading Plan
Karena pasar tidak hanya bergerak berdasarkan sentimen, kamu tidak bisa mengandalkan sentimen market saja untuk ambil keputusan. Gunakan sentimen hanya sebagai pelengkap, lalu kombinasikan dengan analisis teknikal dan fundamental.
Selain itu, pastikan kamu punya trading plan yang jelas dan manajemen risiko yang sehat. Jadi, kalaupun kamu salah arah—misalnya kamu buy ketika market turun—kerugianmu tetap terkendali dan tidak membuat panik.
https://www.youtube.com/embed/PfaBWM-MMdo?si=XgVWYa6Kj0svchWB
Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kalian tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!