
Analisis fundamental itu seperti kamu mempelajari alasan di balik pergerakan harga. Ini fokus pada berita dan data yang bisa mempengaruhi ekonomi dan mata uang. Tujuannya adalah Mencari tahu nilai sebenarnya dari suatu aset(modal) dan melihat apakah harganya terlalu tinggi atau rendah dibandingkan nilai sebenarnya.
Faktor-Faktor yang Dianalisis dalam Fundamental Analysis untuk Trading
A. Ekonomi Makro (Global dan Nasional)

Salah satu fokus utama dalam fundamental analysis adalah kondisi ekonomi secara keseluruhan. Faktor-faktor ini memengaruhi hampir semua jenis aset, termasuk saham, mata uang, dan komoditas.
-
Data Ekonomi Makro
-
Produk Domestik Bruto (GDP): Mengukur total output ekonomi suatu negara. Ekonomi yang tumbuh menunjukkan bahwa sektor-sektor utama akan berkembang, sementara ekonomi yang melambat cenderung mengurangi keuntungan perusahaan.
-
Tingkat Pengangguran: Tingkat pengangguran yang tinggi bisa menandakan kelemahan ekonomi, karena mengurangi daya beli masyarakat dan menurunkan permintaan.
-
Inflasi (CPI - Consumer Price Index): Inflasi yang tinggi dapat merusak daya beli mata uang, sedangkan inflasi rendah sering kali menciptakan permintaan yang lebih tinggi terhadap mata uang karena meningkatkan daya beli.
-
Neraca Perdagangan (Trade Balance): Mengukur selisih antara ekspor dan impor suatu negara. Surplus perdagangan bisa menguatkan mata uang, sementara defisit perdagangan bisa melemahkannya.
-
Kebijakan Moneter dan Fiskal
-
Suku Bunga: Kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral (seperti Federal Reserve di AS atau Bank Indonesia) dapat mempengaruhi daya tarik investasi di negara tertentu. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menarik investor asing, memperkuat mata uang, dan menekan inflasi. Sebaliknya, suku bunga yang rendah seringkali merangsang belanja konsumen dan pinjaman, yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
-
Stimulus Fiskal: Pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Misalnya, stimulus pemerintah selama resesi bisa mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Untuk melihat data-data di atas biasanya bisa diakses di Forex Factory seperti pada gambar di bawah ini.

B. Kinerja dan Laporan Keuangan Perusahaan (Untuk Saham)

Dalam trading saham, fundamental analysis berfokus pada kekuatan finansial perusahaan yang sahamnya diperdagangkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
-
Laporan Keuangan Perusahaan
-
Laporan Laba Rugi (Income Statement): Menunjukkan pendapatan, laba bersih, dan biaya operasional perusahaan. Ini memberikan gambaran tentang apakah perusahaan menghasilkan keuntungan atau tidak.
-
Neraca (Balance Sheet): Menilai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Rasio utang yang tinggi bisa menunjukkan risiko keuangan yang lebih besar.
-
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Memberikan gambaran tentang likuiditas perusahaan, seberapa baik perusahaan mengelola kas untuk mendanai operasionalnya, mengembangkan bisnis, dan membayar utang.
-
Rasio Keuangan
-
Price-to-Earnings (P/E) Ratio: Mengukur berapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap dolar laba perusahaan. P/E yang tinggi menunjukkan harga saham relatif mahal, sementara P/E rendah bisa menunjukkan bahwa saham tersebut undervalued.
-
Return on Equity (ROE): Menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan ekuitas pemegang saham untuk menghasilkan laba.
-
Debt-to-Equity Ratio: Mengukur proporsi utang dibandingkan dengan ekuitas perusahaan. Rasio yang tinggi bisa menunjukkan ketergantungan yang besar pada utang.
Beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kinerja dan kesehatan finansial perusahaan adalah:
C. Kebijakan Moneter dan Inflasi (Untuk Forex)
Dalam trading mata uang (forex), analisis fundamental berfokus pada bagaimana kebijakan moneter (keputusan bank sentral) dan tingkat inflasi memengaruhi nilai mata uang.

-
Kebijakan Bank Sentral
-
Tingkat Inflasi
Keputusan bank sentral, seperti perubahan suku bunga atau kebijakan moneter ekspansif (misalnya pelonggaran kuantitatif), dapat mempengaruhi nilai mata uang. Kenaikan suku bunga umumnya memperkuat mata uang, sementara penurunan suku bunga dapat melemahkan mata uang.
Tingkat inflasi yang tinggi sering kali menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan harga. Sebaliknya, inflasi yang rendah bisa mendorong kebijakan suku bunga rendah, yang dapat menekan nilai mata uang.
D. Sentimen Pasar dan Berita

Salah satu komponen penting dalam fundamental analysis adalah sentimen pasar yang sering dipengaruhi oleh berita atau pengumuman ekonomi yang datang mendadak. Berita-berita seperti pengumuman kebijakan bank sentral, laporan laba perusahaan, data pengangguran, atau perubahan politik dapat menyebabkan lonjakan harga yang cepat dan besar.
Penggunaan Fundamental Analysis dalam Trading Jangka Pendek
Meskipun fundamental analysis sering digunakan untuk investasi jangka panjang, trader jangka pendek juga dapat menggunakannya, terutama dalam konteks berita atau peristiwa yang dapat mempengaruhi harga dalam waktu singkat.
A. Event-Driven Trading
Event-driven trading melibatkan perdagangan berdasarkan pengumuman berita atau acara penting. Contohnya, jika laporan ekonomi atau hasil keputusan suku bunga dari bank sentral lebih baik dari yang diperkirakan, trader bisa mengambil posisi untuk memanfaatkan reaksi pasar.
B. Pola Perubahan Kebijakan Moneter
Jika bank sentral suatu negara mengubah kebijakan moneter (misalnya, menaikkan atau menurunkan suku bunga), hal ini bisa menyebabkan pergerakan harga yang signifikan dalam mata uang atau aset yang terkait. Trader bisa memanfaatkan ini untuk trading jangka pendek.
Keuntungan dan Kekurangan dari Fundamental Analysis dalam Trading
Keuntungan:
-
Memberikan wawasan mendalam tentang faktor yang memengaruhi nilai suatu aset.
-
Dapat digunakan untuk memprediksi tren pasar dalam jangka panjang.
-
Memungkinkan trader untuk memahami perubahan yang bisa terjadi di pasar akibat perubahan ekonomi, politik, atau berita.
Kekurangan:
-
Analisis bisa memakan waktu, karena melibatkan pengumpulan data ekonomi dan laporan keuangan yang kompleks.
-
Kadang sulit untuk mengetahui kapan reaksi pasar terhadap berita atau data ekonomi akan terjadi (misalnya, reaksi pasar terhadap pengumuman suku bunga bisa terjadi dalam hitungan detik).
-
Lebih sulit untuk digunakan dalam trading jangka pendek yang mengandalkan pergerakan harga cepat.