di topik kali ini kita akan bahas 3 tipe analisa, mungkin sebagian dari teman- teman sudah tahu dari ketiga tipe tersebut, oke langsung saja kita bahas.
Analisis Fundamental

Analisis fundamental itu seperti kamu mempelajari alasan di balik pergerakan harga. Ini fokus pada berita dan data yang bisa mempengaruhi ekonomi dan mata uang.
Tujuannya adalah Mencari tahu nilai sebenarnya dari suatu aset(modal) dan melihat apakah harganya terlalu tinggi atau rendah dibandingkan nilai sebenarnya.
Faktor-Faktor yang Dianalisis dalam Fundamental Analysis untuk Trading
A. Ekonomi Makro (Global dan Nasional) Salah satu fokus utama dalam fundamental analysis adalah kondisi ekonomi secara keseluruhan. Faktor-faktor ini memengaruhi hampir semua jenis aset, termasuk saham, mata uang, dan komoditas.
B. Data Ekonomi Makro
Produk Domestik Bruto (GDP): Mengukur total output ekonomi suatu negara. Ekonomi yang tumbuh menunjukkan bahwa sektor-sektor utama akan berkembang, sementara ekonomi yang melambat cenderung mengurangi keuntungan perusahaan.
Tingkat Pengangguran: Tingkat pengangguran yang tinggi bisa menandakan kelemahan ekonomi, karena mengurangi daya beli masyarakat dan menurunkan permintaan.
Inflasi: Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli dan merugikan daya saing perusahaan, sementara deflasi yang berlebihan dapat menyebabkan stagnasi ekonomi.
Neraca Perdagangan (Trade Balance): Mengukur selisih antara ekspor dan impor suatu negara. Surplus perdagangan bisa menguatkan mata uang, sementara defisit perdagangan bisa melemahkannya.
C. Kebijakan Moneter dan Fiskal
Suku Bunga: Kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral (seperti Federal Reserve di AS atau Bank Indonesia) dapat mempengaruhi daya tarik investasi di negara tertentu. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menarik investor asing, memperkuat mata uang, dan menekan inflasi. Sebaliknya, suku bunga yang rendah seringkali merangsang belanja konsumen dan pinjaman, yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Stimulus Fiskal: Pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Misalnya, stimulus pemerintah selama resesi bisa mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Kinerja dan Laporan Keuangan Perusahaan (Untuk Saham)
Dalam trading saham, fundamental analysis berfokus pada kekuatan finansial perusahaan yang sahamnya diperdagangkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
A. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan Laba Rugi (Income Statement): Menunjukkan pendapatan, laba bersih, dan biaya operasional perusahaan. Ini memberikan gambaran tentang apakah perusahaan menghasilkan keuntungan atau tidak.
Neraca (Balance Sheet): Menilai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Rasio utang yang tinggi bisa menunjukkan risiko keuangan yang lebih besar.
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Memberikan gambaran tentang likuiditas perusahaan, seberapa baik perusahaan mengelola kas untuk mendanai operasionalnya, mengembangkan bisnis, dan membayar utang.
B. Rasio Keuangan Beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kinerja dan kesehatan finansial perusahaan adalah:
Price-to-Earnings (P/E) Ratio: Mengukur berapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap dolar laba perusahaan. P/E yang tinggi menunjukkan harga saham relatif mahal, sementara P/E rendah bisa menunjukkan bahwa saham tersebut undervalued.
Return on Equity (ROE): Menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan ekuitas pemegang saham untuk menghasilkan laba.
Debt-to-Equity Ratio: Mengukur proporsi utang dibandingkan dengan ekuitas perusahaan. Rasio yang tinggi bisa menunjukkan ketergantungan yang besar pada utang.
C. Kebijakan Moneter dan Inflasi (Untuk Forex) Dalam trading mata uang (forex), analisis fundamental berfokus pada bagaimana kebijakan moneter (keputusan bank sentral) dan tingkat inflasi memengaruhi nilai mata uang.
Kebijakan Bank Sentrals bank sentral, seperti perubahan suku bunga atau kebijakan moneter ekspansif (misalnya pelonggaran kuantitatif), dapat mempengaruhi nilai mata uang. Kenaikan suku bunga umumnya memperkuat mata uang, sementara penurunan suku bunga dapat melemahkan mata uang.
Tingkat Inflasi Tingkat inflasi yang tinggi sering kali menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan harga. Sebaliknya, inflasi yang rendah bisa mendorong kebijakan suku bunga rendah, yang dapat menekan nilai mata uang.
D. Sentimen Pasar dan Berita Dalam trading mata uang (forex), analisis fundamental berfokus pada bagaimana kebijakan moneter (keputusan bank sentral) dan tingkat inflasi memengaruhi nilai mata uang.
Penggunaan Fundamental Analysis dalam Trading Jangka Pendek
Meskipun fundamental analysis sering digunakan untuk investasi jangka panjang, trader jangka pendek juga dapat menggunakannya, terutama dalam konteks berita atau peristiwa yang dapat mempengaruhi harga dalam waktu singkat.
-
Event-Driven Trading Event-driven trading melibatkan perdagangan berdasarkan pengumuman berita atau acara penting. Contohnya, jika laporan ekonomi atau hasil keputusan suku bunga dari bank sentral lebih baik dari yang diperkirakan, trader bisa mengambil posisi untuk memanfaatkan reaksi pasar.
-
Pola Perubahan Kebijakan Moneter Jika bank sentral suatu negara mengubah kebijakan moneter (misalnya, menaikkan atau menurunkan suku bunga), hal ini bisa menyebabkan pergerakan harga yang signifikan dalam mata uang atau aset yang terkait. Trader bisa memanfaatkan ini untuk trading jangka pendek.
Keuntungan dan Kekurangan dari Fundamental Analysis dalam Trading
Keuntungan:
Memberikan wawasan mendalam tentang faktor yang memengaruhi nilai suatu aset.
Dapat digunakan untuk memprediksi tren pasar dalam jangka panjang
Memungkinkan trader untuk memahami perubahan yang bisa terjadi di pasar akibat perubahan ekonomi, politik, atau berita.
Kekurangan:
Analisis bisa memakan waktu, karena melibatkan pengumpulan data ekonomi dan laporan keuangan yang kompleks.
Kadang sulit untuk mengetahui kapan reaksi pasar terhadap berita atau data ekonomi akan terjadi (misalnya, reaksi pasar terhadap pengumuman suku bunga bisa terjadi dalam hitungan detik).
Lebih sulit untuk digunakan dalam trading jangka pendek yang mengandalkan pergerakan harga cepat.
Teknikal Analysis

Analisis teknikal adalah metode analisa yang berfokus pada pergerakan harga masa lalu dan pola grafik untuk memprediksi arah pergerakan harga di masa depan. analisa ini beranggapan bahwa segala informasi yang diperlukan untuk memperkirakan pergerakan harga sudah tercermin dalam harga itu sendiri, sehingga fokus utama adalah pada grafik harga dan indikator teknikal.
Apa Yang Dilihat dalam Analisis Teknikal?
Grafik Harga: Grafis yang menunjukkan pergerakan harga dalam bentuk batang, garis, atau lilin (candlestick).
Indikator: Seperti Moving Average (rata-rata harga), RSI (untuk melihat apakah pasar sudah terlalu overbought atau oversold), dan MACD (untuk melihat perubahan tren).
Pola Harga: Misalnya pola Head and Shoulders atau Double Top yang bisa memberi petunjuk tentang kemungkinan pergerakan harga selanjutnya.
Tujuan dari analisis teknikal disini adalah Untuk melihat tren pasar, menemukan titik beli atau jual yang baik, dan memprediksi pergerakan harga dalam waktu dekat.
Alat dan Teknik dalam Technical Analysis
Technical analysis menggunakan beberapa alat dan teknik untuk menganalisis dan memprediksi pergerakan harga. Berikut adalah elemen-elemen utama dalam technical analysis:
A. Grafik Harga (Price Charts)

Grafik harga adalah alat utama dalam technical analysis, di mana harga suatu aset digambarkan dalam bentuk garis, batang, atau candlestick yang menggambarkan pergerakan harga dalam periode waktu tertentu. Ada beberapa jenis grafik yang sering digunakan:
-
Grafik Garis (Line Chart) Grafik ini menghubungkan harga penutupan (closing price) suatu aset selama periode tertentu. Ini adalah grafik yang paling sederhana, tetapi memberikan gambaran umum tentang arah pergerakan harga.
-
Grafik Batang (Bar Chart) Grafik ini menunjukkan lebih banyak informasi daripada grafik garis. Setiap batang mewakili harga pada periode tertentu dan mencakup harga pembukaan (open), harga tertinggi (high), harga terendah (low), dan harga penutupan (close). Ini memberi gambaran lebih detail tentang pergerakan harga dalam periode waktu tertentu.
-
Grafik Candlestick (Candlestick Chart) Ini adalah grafik yang paling populer di kalangan trader. Setiap "candlestick" mewakili periode waktu tertentu (misalnya 1 jam, 1 hari, dll.) dan menunjukkan harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah. Bentuk visual candlestick memberikan banyak informasi tentang pergerakan harga dan psikologi pasar pada periode tertentu. Candlestick terdiri dari tubuh (body) dan sumbu (wick/shadow), dan variasi bentuk candlestick ini dapat mengindikasikan pembalikan atau kelanjutan tren.
B. Tren (Trend)
1. Tren Naik (Uptrend)

Terjadi ketika harga membentuk serangkaian puncak (high) dan lembah (low) yang lebih tinggi. Pasar dalam tren naik menunjukkan permintaan yang lebih besar daripada penawaran.
2. Tren Turun (Downtrend)

Terjadi ketika harga membentuk serangkaian puncak dan lembah yang lebih rendah. Pasar dalam tren turun menunjukkan penawaran yang lebih besar daripada permintaan.
3. Tren Mendatar atau Sideways

Pasar bergerak dalam kisaran harga tertentu tanpa menunjukkan arah yang jelas. Hal ini sering kali terjadi ketika penjual dan pembeli berada dalam keseimbangan dan tidak ada momentum yang cukup untuk mengubah harga.
C. Indikator dan Oscillator

Indikator dan oscillator adalah alat matematis yang dihitung berdasarkan harga dan volume untuk memberikan sinyal tambahan tentang kondisi pasar. Beberapa indikator yang sering digunakan dalam technical analysis adalah:
Moving Average (MA)
Moving average adalah indikator yang menghitung rata-rata harga suatu aset selama periode waktu tertentu. Moving average dapat membantu memuluskan pergerakan harga dan mengidentifikasi tren secara lebih jelas
Simple Moving Average (SMA): Rata-rata harga dalam periode waktu tertentu.
Exponential Moving Average (EMA): Sama dengan SMA, namun lebih memberi bobot lebih pada harga terbaru, sehingga lebih responsif terhadap perubahan harga.
Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator momentum yang mengukur apakah suatu aset overbought (terlalu banyak dibeli) atau oversold (terlalu banyak dijual). RSI berkisar antara 0 hingga 100, dan sering kali level 70 dianggap sebagai tanda overbought dan level 30 sebagai oversold.
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD adalah indikator yang mengukur perbedaan antara dua moving average (SMA atau EMA) dan memberikan sinyal tentang perubahan arah tren. MACD digunakan untuk mengidentifikasi pembalikan tren dan momentum.
Bollinger Bands
Bollinger Bands menggunakan moving average dan dua standar deviasi untuk menunjukkan kisaran harga normal suatu aset. Ketika harga mendekati band atas, bisa menandakan bahwa harga overbought, dan ketika mendekati band bawah, bisa menandakan harga oversold.
Stochastic Oscillator
Stochastic adalah indikator momentum yang menunjukkan apakah suatu aset overbought atau oversold berdasarkan perbandingan harga penutupan dengan kisaran harga selama periode tertentu.
Fundamental Analysis
D. Pola Grafik (Chart Patterns)

Pola grafik adalah formasi yang terbentuk di grafik harga yang dapat memberi petunjuk tentang pergerakan harga di masa depan. Beberapa pola grafik yang populer meliputi:
1. Pola Pembalikan (Reversal Patterns) Pola ini menunjukkan perubahan arah tren. Beberapa contoh pola pembalikan yang umum adalah:
Head and Shoulders: Pola yang menunjukkan pembalikan tren dari naik ke turun (Head and Shoulders terbalik menunjukkan pembalikan tren dari turun ke naik).
Double Top/Bottom: Pola ini menunjukkan potensi pembalikan tren setelah harga mencapai level tertinggi atau terendah dua kali.
2. Pola Kelanjutan (Continuation Patterns) Pola ini menunjukkan bahwa tren yang ada kemungkinan akan berlanjut. Beberapa pola kelanjutan yang umum adalah:
Flag and Pennant: Pola ini menunjukkan konsolidasi sementara dalam tren yang kuat dan biasanya diikuti oleh kelanjutan tren.
Triangle Patterns: Pola segitiga terjadi ketika harga bergerak dalam kisaran semakin sempit. Pola ini bisa menandakan kelanjutan tren setelah harga menembus salah satu sisi segitiga.
E. Volume Perdagangan
Volume perdagangan adalah indikator penting dalam technical analysis karena menunjukkan kekuatan atau kelemahan dari pergerakan harga. Jika harga naik tetapi volume perdagangan rendah, itu bisa menandakan bahwa tren tidak kuat. Sebaliknya, jika harga naik dengan volume perdagangan tinggi, itu menandakan bahwa tren tersebut didukung oleh banyak pembeli dan lebih mungkin berlanjut.
Strategi Trading Berdasarkan Technical Analysis
Head and Shoulders Ini adalah strategi yang melibatkan pencarian harga yang menembus level support atau resistance yang signifikan. Setelah harga menembus level tersebut, trader mengharapkan tren untuk berlanjut dalam arah yang baru.
Trend Following Trader mengikuti tren yang ada dengan membeli dalam tren naik dan menjual dalam tren turun, biasanya menggunakan indikator seperti moving averages atau MACD untuk mengidentifikasi tren.
Contrarian Trading Dalam strategi ini, trader mencoba untuk melakukan perdagangan yang berlawanan dengan tren pasar yang ada, berdasarkan asumsi bahwa pasar akan mengalami pembalikan.
Keuntungan dan Kekurangan dari Technical Analysis
Keuntungan:
Dapat digunakan untuk trading jangka pendek dan panjang: Technical analysis bisa digunakan oleh day traders maupun investor jangka panjang untuk membuat keputusan beli/jual.
Bergantung pada data pasar yang objektif: Teknik ini membantu trader untuk mengidentifikasi pola harga dan tren yang bisa dimanfaatkan untuk prediksi pergerakan harga.
Kekurangan:
Tidak memprediksi fundamental pasar: Technical analysis hanya mengandalkan data harga, bukan informasi ekonomi atau berita yang bisa mempengaruhi harga.
Bisa membingungkan bagi pemula: Ada banyak indikator dan pola yang perlu dipahami, yang bisa menyebabkan kebingungan dan keputusan yang salah.
Mudah dipengaruhi oleh sentimen pasar jangka pendek: mendadak dalam sentimen pasar bisa mengarah pada sinyal yang salah.
Analisa Sentimen
Apa itu analisa sentimen?
adalah cara untuk melihat bagaimana perasaan trader atau investor terhadap pasar. Jika banyak orang merasa positif, harga mungkin akan naik; jika banyak orang pesimis, harga bisa turun.
Apa yang dilihat dalam analisis sentimen?
Berita Pasar: Berita positif atau negatif tentang suatu negara atau perusahaan bisa mempengaruhi sentimen pasar.
Media Sosial: Melihat apa yang dibicarakan orang di platform seperti Twitter atau forum bisa membantu mengukur apakah orang merasa optimis atau pesimis.
Indeks Sentimen: Ada juga indeks yang mengukur sentimen konsumen atau bisnis, yang menunjukkan apakah orang cenderung merasa optimis atau pesimis.
Tujuan analisa sentimen disini yaitu
Untuk mengukur psikologi pasar dan mengetahui arah pergerakan pasar berdasarkan perasaan atau opini mayoritas pelaku pasar.
Cara Mengukur dan Menganalisis Sentimen Pasar
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis sentimen pasar, mulai dari sumber berita hingga indikator pasar tertentu. Berikut adalah beberapa cara yang umum digunakan:
A. Indikator Sentimen Pasar
1. Indeks Sentimen Konsumen (Consumer Sentiment Index) Indeks ini mengukur sikap konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan. Jika konsumen merasa optimis, mereka lebih cenderung untuk belanja, yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan harga aset tertentu. Indeks ini sering diterbitkan oleh lembaga-lembaga ekonomi seperti University of Michigan di AS.
2. Volatilitas Pasar (VIX) Indeks Volatility Index (VIX), yang dikenal sebagai "indeks ketakutan", mengukur ekspektasi volatilitas pasar dalam jangka pendek. VIX yang tinggi menunjukkan bahwa ada ketidakpastian atau ketakutan yang tinggi di pasar, sementara VIX yang rendah menunjukkan pasar yang lebih stabil atau kurang khawatir.
3. Sentimen Pasar melalui Media Sosial Analisis sentimen kini juga dapat dilakukan dengan menganalisis percakapan di media sosial atau platform berita, seperti Twitter, Reddit, atau Facebook. Perangkat lunak analisis sentimen menggunakan teknik Natural Language Processing (NLP) untuk menentukan apakah percakapan tentang suatu aset atau perusahaan cenderung positif, negatif, atau netral.
4. Sentimen melalui Indikator Teknical Beberapa indikator teknikal dapat memberi gambaran tentang sentimen pasar. Misalnya:
Relative Strength Index (RSI): Jika RSI suatu aset menunjukkan angka yang sangat tinggi (misalnya di atas 70), ini mungkin menandakan bahwa pasar terlalu optimis dan harga bisa segera mengalami pembalikan (indikasi overbought). Sebaliknya, jika RSI terlalu rendah (misalnya di bawah 30), pasar mungkin terlalu pesimis (oversold) dan harga bisa kembali naik.
Moving Averages: Interaksi antara dua moving averages (seperti SMA 50 dan SMA 200) dapat menunjukkan perubahan sentimen pasar—seperti sinyal bullish saat moving average jangka pendek melintasi moving average jangka panjang dari bawah ke atas (golden cross), atau sinyal bearish ketika bergerak sebaliknya (death cross).
B. Berita Ekonomi dan Politik
Berita dari media massa dan sumber-sumber informasi lain seperti laporan ekonomi, keputusan kebijakan bank sentral, atau peristiwa politik besar dapat dengan cepat mengubah sentimen pasar. Contohnya:
Keputusan Bank Sentral: Perubahan suku bunga oleh bank sentral seperti Federal Reserve (AS) atau European Central Bank (ECB) dapat mempengaruhi sentimen pasar terhadap mata uang, saham, atau komoditas tertentu.
Laporan Keuangan Perusahaan: Jika sebuah perusahaan melaporkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi pasar, hal ini dapat menciptakan sentimen positif terhadap saham perusahaan tersebut. Sebaliknya, laporan laba yang buruk atau penurunan pendapatan dapat menurunkan sentimen pasar.
Isu Geopolitik atau Krisis: Perang, pemilihan umum, atau ketegangan politik lainnya sering menyebabkan ketidakpastian dan meningkatkan volatilitas pasar.
C. Indikator Sentimen Investor (Investor Sentiment Indicators)
Put/Call Ratio Rasio ini mengukur jumlah opsi put (yang memberi hak untuk menjual aset) dibandingkan dengan opsi call (yang memberi hak untuk membeli aset). Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa banyak investor yang membeli opsi put, yang dapat menjadi tanda sentimen bearish. Sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan sentimen bullish.
Bullish/Bearish Sentiment Surveys Beberapa lembaga keuangan, seperti American Association of Individual Investors (AAII), secara rutin melakukan survei untuk mengukur pandangan investor terhadap pasar—apakah mereka lebih bullish atau bearish dalam waktu dekat. Survei ini dapat memberikan gambaran umum tentang mood pasar.
Keuntungan dan Kekurangan Analisis Sentimen dalam Trading
Keuntungan:
Mengungkapkan Psikologi Pasar: Technical analysis bisa digunakan oleh day traders maupun investor jangka panjang untuk membuat keputusan beli/jual.
Berguna dalam Trading Jangka Pendek: Teknik ini membantu trader untuk mengidentifikasi pola harga dan tren yang bisa dimanfaatkan untuk prediksi pergerakan harga.
Dapat Digunakan Sebagai Indikator Pembalikan: Analisis sentimen sering kali digunakan untuk mengidentifikasi titik pembalikan, seperti ketika pasar terlalu optimis (overbought) atau terlalu pesimis (oversold).
Kekurangan:
Volatilitas Sentimen: Sentimen pasar bisa sangat cepat berubah, dan reaksi pasar terhadap berita atau peristiwa bisa sangat spekulatif atau berlebihan.
Kesulitan dalam Mengukur: Meskipun ada alat dan indikator untuk mengukur sentimen, menginterpretasikan emosi pasar bisa sangat subjektif dan bergantung pada persepsi individu.
Tidak Menjamin Keberhasilan: Meskipun sentimen dapat memberikan wawasan tambahan, analisis ini sering kali tidak cukup kuat jika digunakan tanpa data teknikal atau fundamental lainnya.
Dapatkan tips dan trik mendalam untuk mengenal lebih tentang cara trading forex bagi pemula dengan menonton video dibawah ini.