Fibonacci

Hai guys kali ini kita akan bahas tentang Fibonacci!

Fibonacci adalah serangkaian angka yang ditemukan oleh seorang matematikawan asal Italia, Leonardo Fibonacci, pada abad ke-13. Meskipun asal-usulnya adalah dalam matematika, konsep Fibonacci telah diterapkan secara luas dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia trading. Dalam trading, Fibonacci digunakan untuk menganalisis pergerakan harga di pasar dan menemukan titik-titik potensial di mana harga bisa berbalik arah atau melanjutkan pergerakannya.

Fibonacci berhubungan erat dengan rasio emas , yang memiliki sifat khusus dalam matematika dan alam. Rasio ini menggambarkan hubungan antara dua angka dalam urutan Fibonacci yang dapat diterapkan dalam berbagai pola dan struktur alami, termasuk harga di pasar keuangan.

Dalam trading, Fibonacci retracement adalah alat analisis teknikal yang digunakan untuk membantu trader menentukan level-level support dan resistance di mana harga mungkin akan berhenti atau berbalik arah.

Urutan Fibonacci dimulai dengan angka 0 dan 1, kemudian setiap angka berikutnya adalah jumlah dari dua angka sebelumnya. Berikut adalah beberapa angka pertama dalam urutan Fibonacci:

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, ...

Pada dasarnya, angka-angka dalam urutan Fibonacci ini terus berlanjut, dengan pola di mana angka yang lebih besar diperoleh dengan menambahkan dua angka sebelumnya.

Rasio Fibonacci ,Salah satu konsep penting dalam analisis Fibonacci adalah rasio-rasio yang dihasilkan dari urutan angka Fibonacci. Rasio ini digunakan untuk menemukan level-level penting dalam pergerakan harga di pasar. Beberapa rasio Fibonacci yang paling sering digunakan dalam trading adalah:

1. 23,6% Ini diperoleh dengan membagi angka Fibonacci yang lebih besar dengan angka yang lebih kecil, seperti: 23,6% = 23,6 / 100.

2. 38,2% Rasio ini didapat dengan membagi angka Fibonacci yang lebih besar dengan angka yang lebih kecil, seperti: 38,2% = 38,2 / 100.

3. 50% Meskipun angka ini bukan angka dalam urutan Fibonacci, namun dalam praktiknya, banyak trader menggunakan 50% retracement karena merupakan separuh dari pergerakan harga sebelumnya.

4. 61,8% Rasio ini dikenal sebagai golden ratio atau rasio emas. Ini adalah rasio paling terkenal dalam Fibonacci, diperoleh dengan membagi angka Fibonacci berturut-turut, seperti: 61,8% = 61,8 / 100.

5. 76,4% Rasio ini juga digunakan dalam Fibonacci retracement, meskipun sedikit lebih jarang dibandingkan rasio lainnya.

Apa Itu Fibonacci Retracement?

Fibonacci retracement adalah alat analisis teknikal yang membantu trader untuk mengidentifikasi level-level penting di mana harga kemungkinan akan berhenti atau berbalik arah setelah mengalami pergerakan trend yang kuat.

Fibonacci retracement digunakan dengan cara mengidentifikasi titik tertinggi (high) dan titik terendah (low) dalam pergerakan harga yang besar.

Kemudian, alat Fibonacci akan menggambar garis-garis horizontal pada level-level retracement tertentu (misalnya, 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, dan 76,4%) untuk menunjukkan level-level di mana harga mungkin akan berbalik arah atau mengalami koreksi.

Mengapa Fibonacci Retracement Tidak Selalu Ampuh?

Meskipun alat ini populer dan banyak digunakan, penting untuk dipahami bahwa Fibonacci Retracement bukanlah cara yang selalu ampuh atau 100% akurat dalam memprediksi pergerakan harga. Ada beberapa alasan mengapa Fibonacci Retracement tidak selalu berhasil, dan memahami hal ini penting agar kita tidak terlalu bergantung padanya.

Pasar Tidak Selalu Berperilaku Secara Teratur Fibonacci Retracement didasarkan pada pola matematis yang ditemukan dalam urutan angka Fibonacci, tetapi pasar keuangan tidak selalu bergerak dengan cara yang teratur atau dapat diprediksi.

Sebagai contoh, jika ada berita besar yang keluar secara tiba-tiba, seperti laporan data ekonomi yang jauh berbeda dari perkiraan atau krisis politik, harga bisa bergerak cepat dan tajam, melampaui level Fibonacci yang sebelumnya dianggap penting. Dalam kasus seperti ini, Fibonacci Retracement tidak selalu dapat mengidentifikasi titik balik yang tepat.

Level Fibonacci Bisa Bersifat Subjektif salah satu kekurangan Fibonacci Retracement adalah sifatnya yang tergantung pada pemilihan titik awal dan akhir. Ketika menggambar level Fibonacci Retracement, trader harus memilih titik high (tertinggi) dan low (terendah) dalam pergerakan harga. Pemilihan titik ini bisa berbeda-beda antara trader yang satu dengan yang lain, dan ini dapat menghasilkan level Fibonacci yang berbeda pula.

Tidak Ada Jaminan Pembalikan Harga di Level Fibonacci

Meskipun harga sering kali bereaksi di sekitar level-level Fibonacci, tidak ada jaminan bahwa harga akan selalu berbalik arah di level tersebut. Level Fibonacci hanya merupakan potensi area perlawanan atau titik pembalikan, bukan suatu kepastian.

Misalnya, jika harga berada dalam tren naik dan mendekati level retracement 61,8%, mungkin harga akan berhenti sejenak dan melanjutkan naik. Namun, dalam beberapa kasus, harga bisa menembus level Fibonacci dan terus bergerak dalam arah tren yang lebih kuat.

Itu adalah beberapa alasan (hanya sebagiansaja) yang sudah saya sebutkan diatas yang menjadi alasan mengapa Fibonacci Retracement Tidak Selalu Ampuh,jadi Kesimpulannya adalah :

Fibonacci Retracement bukanlah alat yang ampuh 100% dalam memprediksi pergerakan harga. Meskipun banyak trader mengandalkannya, penting untuk diingat bahwa level-level Fibonacci hanyalah area potensial di mana harga bisa berbalik arah, dan tidak ada jaminan bahwa harga akan bereaksi di level tersebut. Faktor-faktor eksternal, seperti berita ekonomi, kondisi pasar secara keseluruhan, dan kekuatan tren, juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga.

Sebagai trader, penting untuk tidak hanya bergantung pada Fibonacci retracement, tetapi untuk menggunakannya bersama dengan alat teknikal lainnya, serta mempertimbangkan kondisi pasar yang lebih besar. Dengan cara ini, Fibonacci dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam analisis pasar, tetapi tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya panduan untuk pengambilan keputusan trading.